Analisis Keuangan

Memanfaatkan Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Profit

Setelah sekian tahun menjalankan usaha, bagaimana kita mengukur keberhasilan usaha? Mundur, jalan di tempat, atau sudah beranjak maju?

Jarang pemilik bisnis/ manajemen menggunakan Rasio Keuangan untuk menilai pencapaian bisnis. Kebanyakan hanya melihat laporan laba rugi, laporan cash flow dibaikan. Akibatnya sering tertipu, mengira usaha maju padahal jalan di tempat bahkan merugi.

Boleh jadi laporan keuangan tak dilanjutkan dengan analisis berupa data Rasio Keuangan. Kenapa? Tim akuntansi tidak mampu menghitungnya dan atau data keuangannya tidak lengkap. Padahal menghitung Rasio Keuangan itu mudah.

Manfaat Rasio Keuangan

Tentu perusahaan harus melakukan analisis keuangan. Profit harus ditinjau secara menyeluruh. Nah, data Rasio Keuangan inilah yang bisa memperlihatkan kinerja bisnis dan kesehatan usaha.

James C Van Horne berpendapat, Rasio Keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Misal, profit yang diperoleh dibandingkan terhadap omzet. Bisa jadi penjualan (omzet) tinggi tapi keuntungan (profit) rendah.

Hasil perhitungan Rasio Keuangan inilah yang menjadi bahan analisis dan dasar pengambilan keputusan strategis bagi pemilik dan manajemen. Seperti, menambah/mengurangi tim penjualan, membuka/menutup cabang, PHK karyawan, ajuan kredit perbankan, kesiapan mem-franchise-kan produk/merk.

Jenis Jenis Rasio Keuangan

Secara umum analisa rasio keuangan dapat digolongkan menjadi:

  1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
  2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.
  3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik data di neraca maupun laporan laba rugi.

Menurut James C Van Horne, jenis Rasio Keuangan sebagai berikut:

  1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)
    • Rasio lancar (Current Ratio)
    • Rasio sangat lancar (Quick Ratio)
  2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)
    • Total utang terhadap ekuitas
    • Total utang terhadap total aktiva
  3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)
    • Bunga penutup
  4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
    • Perputaran piutang (Receivable Turn Over)
    • Rata-rata penagihan piutang (Average Collection Period)
    • Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)
    • Perputaran total aktiva ( Total Asset Turn Over)
  5. Rasio Profitabilitas (Profitabilty Ratio)
    • Margin laba bersih (Margin Ratio)
    • Pengembalian investasi (Return Ratio)
    • Pengembalian ekuitas (Return On Equity)

Senjata Meningkatkan Profit

Rasio Profitabilitas menjadi indikator utama dalam mengevaluasi profit di tahun berjalan. Terutama juga untuk membuat proyeksi besaran profit di tahun depan. Mungkinkah tahun depan profit bisnis kita naik 20% atau ekstrem 300%?

Tapi evaluasi dan proyeksi bisa keliru jika hanya memperhatikan rasio profitabilitas. Karena profit besar belum tentu bisnis sehat.  Oleh karena itu analisis atas 4 (empat) rasio lainnya sangat penting.

Contoh, perusahaan tidak mampu membayar kewajiban yang telah jatuh tempo karena ketiadaan uang kas (Rasio Likuiditas).

Contoh lainnya, kalau tagihan (piutang) cukup besar, sebaiknya hati-hati dalam hal keinginan membuka cabang baru. Jangan agresif (cek dulu Rasio Aktifitas).

Kesimpulan, penggunaan Rasio Keuangan menjadi senjata bagi business owner dan manajemen untuk memajukan bisnisnya.

Wajar banyak usaha bangkrut, yang kalau diteliti pasti laporan keuangannya amburadul!

 

Salam Sukses!

 

-NI-

September 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top